Hal paling prinsip dalam hilyah thalibil ilmi ini, bahkan merupakan prinsip dalam semua persoalan yang harus kauketahui adalah bahwa ilmu itu ibadah. Sebagian ulama mengatakan: “Ilmu adalah shalat rahasia dan ibadah hati.” Karenanya, syarat ibadah ialah:
Pertama: Keikhlasan niat karena Allah. Hal ini berdasarkan firman-Nya:
“Padahal mereka tidak diperintah kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus…” (Al-Bayyinah: 5)
Dalam sebuah hadits ahad yang populer, diriwayatkan dari Amirul Mukminin Umar bin Khathab bahwa Nabi bersabda:
“Sungguh, seluruh amalan itu tergantung pada niat… (AI-Hadits)
Apabila tidak dibarengi dengan keikhlasan niat maka ilmu yang merupakan ibadah paling utama itu akan berubah menjadi kemaksiatan paling nista. Tidak ada penghancur ilmu yang se-dahsyat riya’ -baik riya’ syirik maupun riya’ ikhlas*- dan sumah, misalnya engkau mengatakan dengan nada sumah, “Aku sudah mengetahui dan aku sudah hafal.
Maka dari itu, bersihkan dirimu dari hal-hal yang mengotori niat tulusmu dalam menuntut ilmu, seperti kesenangan menonjolkan diri dan mengalahkan teman, menjadikan ilmu sebagai batu loncatan untuk meraih ambisi dan kekayaan duniawi, baik berupa jabatan, uang, kehormatan, ketenaran, pujian, atau menarik perhatian orang lain kepadamu.
Jika hal-hal ini dan yang serupa dengannya mencampuri niat, niscaya akan rusak dan hilanglah keberkahan ilmu. Oleh karena itu, engkau wajib menjaga niat dari noda keinginan kepada selain Allah serta menghindari hal-hal yang mengantarkan kepadanya.
Mengenai hal ini, banyak pernyataan dan sika para ulama yang sebagiannya telah saya jelaskan di bagian pertama kitab At-Ta’alum. Selain itu, para ulama juga melarang thubúliyyât, yaitu “hal-hal yang dimaksudkan untuk mencari popularitas. Ada pepatah mengatakan: “Karena ketergelinciran kecil seorang ulama, gendang ditabuh.” Dari Sufyan, ia berkata: “Dulu aku dikaruniai kepahaman tentang Al-Quran. Namun, setelah menerima hadiah penguasa, kepahaman itu dicabut dariku.”
Berpegang teguhlah pada buhul tali yang amat kuat, yang melindungi dari noda ini, semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu. Caranya -di samping berupaya keras mewujudkan keikhlasan- engkau harus memiliki rasa takut yang besar terhadap pembatal keikhlasan itu serta menyadari kebutuhan dan ketergantungan yang tinggi kepada Allah
.
Diriwayatkan dari Sufyan bin Said Ats-Tsauri, ia berkata: “Aku tidak pernah memperbaiki sesuatu yang lebih sulit daripada niatku.” Diriwayatkan dari Umar bin Dzar bahwa ia pernah bertanya kepada ayahnya, “Ayahanda! Mengapa orang-orang menangis, jika kau nasihati, tetapi tidak menangis jika dinasihati oleh orang lain?” la menjawab: “Wahai anakku, ratapan wanita yang ditinggal mati anaknya itu tidak sama dengan ratapan wanita yang diupah.”
Kedua: Sifat yang memadukan dua kebaikan, yaitu dunia dan akhirat, adalah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Perwujudannya adalah berupaya mengikuti ajaran dan jejak “Al-Maksum”, Rasulullah, secara murni.
“Katakan: ‘Jika kamu benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu..” (Ali ‘Imrân: 31)
Ringkasnya, inilah fondasi dalam Hilyah Thalibil Ilmi ini. Kedua poin di atas berkedudukan seperti mahkota dalam pakaian kebesaran.
Wahai para penuntut ilmu! Kalian sekarang duduk menerima pelajaran dan berada di forum paling mulia (majelis menuntut ilmu) maka saya berpesan kepada kalian dan kepada diri saya sendiri, agar bertakwa kepada Allah baik dalam keadaan sendiri maupun di hadapan orang banyak. Itulah perbekalan sejati, landasan seluruh keutamaan, dan pelabuhan semua hal terpuji. la juga merupakan pemicu kekuatan, tangga menuju ketinggian, dan pengikat hati yang kuat dari daya tarik godaan maka jangan kalian lalaikan.
Buku Hilyah Thalibil ‘Ilmi memberikan penjelasan tentang adab bagi penuntut ilmu dan penyakit yang mengintainya. Dijelaskan secara ringkas disertai contoh sederhana agar mudah untuk dipahami.
Daftar Isi Hilyah Thalibil Ilmi
- Adab-adab diri penuntut ilmu
- Metode Belajar
- Adab murid kepada guru
- Adab bersahabat
- Adab dalam kehidupan ilmiah
- Menghias diri dengan amal
- Larangan
Reviews
There are no reviews yet.