Banyak kalangan menolak kewajiban mengenakan jilbab bagi setiap muslimah. Mereka mengira bahwa ajaran yang mewajibkan kaum wanita untuk menutup diri, tidak bergaul bebas dengan laki-laki, dan lebih banyak tinggal di rumah; adalah ajaran kuno, keras, tidak sesuai dengan perkembangan zaman, melanggar HAM, dan sederetan cap buruk lainnya.
Menurut mereka, salah satu faktor penyebab kemunduran umat Islam ialah karena diterapkannya jilbab atas wanita. Entah dengan logika apa opini ini bisa laris di masyarakat kita. Tapi yang jelas, semuanya tak lepas dari makar musuh-musuh Allah untuk mengeksploitasi wanita dengan segala cara.
Penetrasi budaya Barat terhadap masyarakat Indonesia telah sedemikian dalam. Mulai dari pergaulan bebas, cara berpakaian, pendidikan, sampai masalah ketuhanan sekali pun harus merujuk ke Barat. Hal-hal yang telah baku dalam agama -seperti wajibnya jilbab atas wanita- harus ditinjau ulang dengan kacamata liberalisme dan HAM.
Dengan seribu satu alasan mereka berusaha menggagalkan setiap ajakan untuk menjaga kesucian wanita. Maklumlah, mereka tidak lain adalah para pengekor barat yang terkenal sebagai pemuja syahwat, yang tak sanggup melewatkan tiga menit saja tanpa berfikir tentang seks.”
Sebagaimana yang dinyatakan mantan PM Inggris Tony Blair dalam sebuah surat kabar berbahasa Arab, “Serdadu Inggris tidak bisa melewatkan tiga menit berlalu tanpa berpikir mengenai seks.”
Mereka menganggap seruan berjilbab bagi wanita sebagai ancaman besar yang mengganggu kepentingan mereka. Mereka ingin agar wanita selalu tersedia di mana saja dan kapan saja mereka inginkan.
Namun anehnya, semakin hari semakin banyak wanita yang tertipu dengan propaganda mereka. Makin banyak wanita yang mau dieksploitasi dan dilecehkan kehormatannya.
Karena pada kenyataannya memang telah terbukti, jika aroma parfum wanita yang dicium oleh laki-laki dapat menggerakkan syahwatnya. Terlebih sebagaimana yang kami katakan sebelumnya, jika yang mencium aroma parfum itu adalah para pemuda.
“Sampai kapanpun wanita akan terus menarik laki-laki. Demikian juga sebaliknya. Bisa saja keduanya melakukan hal sepele yang bisa menjadi sebab ketertarikan dan terdorongnya hasrat biologis.
Lebih-lebih ketika hati kedua insan ini telah terasuki rasa cinta dan kecenderungan pada lawan jenis. Tubuh, keserasian, rupa, penampilan laki-laki dan perempuan memang telah diatur(Nya) sedemikian rupa. Sehingga saling tertarik pada lawan jenis adalah lazim untuk keduanya.”
Ingatlah, sejarah selalu terulang. Mereka yang tak mengambil pelajaran dari masa lalu yang memilukan, pasti akan terjerumus dalam tragedi yang sama. Mereka yang lupa atau tidak tahu bagaimana kondisi wanita sebelum Islam, pasti akan terjerumus dalam keadan yang sama nantinya.
Buku Samudera Hikmah Dibalik Jilbab Muslimah ini merupakan salah satu upaya dari penulis untuk meluruskan persepsi salah yang berkembang di masyarakat tentang hijab. Penulis dengan bagus dan meyakinkan mampu menjelaskan permasalahan hijab, baik dari tinjauan syar’i, histori, empiris, maupun medis. Sehingga tidak lagi tersisa alasan bagi muslimah mana pun untuk tidak mengenakan hijab.
Reviews
There are no reviews yet.