Shalat adalah pilar terbesar di antara pilar-pilar Islam. Shalat merupakan amalan iman yang paling luhur, dan ia sebagai sarana untuk mendekatkan diri hamba kepada Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Shalat juga merupakan tempat berlindung bagi hamba yang bertaubat dan takut terhadap murka Rabbnya, bekal bagi hamba yang beramal shalih, dan pelipur hati bagi hamba yang taat beribadah kepada-Nya.
Shalat adalah cahaya yang menerangi hati pada hamba Allah yang bersih. Hijab yang menutupi hati mereka itu tersingkap dengan berbagai rahasia shalat. Mercusuarnya mengantarkan mereka menuju cita-cita yang luhur.
Di taman keramahannya mereka rutin berkunjung. Di naungan pohon rindangnya mereka bercengkerama. Di tengah angin sepoi-sepoinya mereka hirup udaranya. Menuju puncaknya mereka mendaki, seraya menikmati buah-buahan, makanan, dan minuman lezat yang tersedia di dalamnya.
Mengingat betapa pentingnya kedudukan shalat, maka kami memandang bahwasanya eksistensi shalat itu telah ditetapkan dalam bentuk yang paling baik dan sempurna. Sebagai sarana ibadah para hamba kepada Sang Pencipta, Allah.
Karena di dalam ibadah shalat itu mengandung makna pengagungan kepada-Nya dengan menggerakkan anggota badan. Seperti ucapan lisan, gerakan kedua kaki dan tangan, kepala beserta panca indranya serta anggota tubuh lainnya. Tiap gerakan shalat mengandung hikmah tersendiri dalam ibadah yang agung ini.
Selain ibadah fisik, ibadah hati pun diperlukan dalam shalat, yang di dalamnya terkandung hikmah tersendiri. Dalam shalat kita menyanjung, memuji, mengagungkan Allah, membaca tahmid dan takbir, dan mengucapkan persaksian yang benar.
Tatkala berdiri untuk shalat, seorang hamba tunduk seraya menghinakan diri di hadapan Rabb Yang Mengatur dan Menciptakannya. Kemudian dia berusaha untuk merendahkan dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan membaca ayat-ayat-Nya,
Setelah itu ia ruku, membungkukkan punggungnya, seraya menunjukkan kehinaan dan kekhusyuan, serta rasa butuh kepada-Nya. Kemudian berdiri lagi, beri’tidal, untuk bersiap-siap menunjukkan ketundukan yang lebih sempurna daripada ketundukan yang sebelumnya, yaitu sujud.
Ia sungkurkan wajahnya, yang merupakan bagian tubuhnya yang paling mulia, di atas tanah dengan penuh kekhusyuan, ketundukan, dan kehinaan serta rasa butuh di hadapan kemuliaan-Nya. Luluh hatinya, tunduk tubuhnya, dan khusyu seluruh anggota tubuhnya.
Lalu sang hamba duduk bersimpuh, seraya berdoa memohon karunia-Nya, menunjukkan kehinaan dirinya di hadapan-Nya. Setelah itu ia melaksanakan rakaat yang berikutnya, dengan tetap menunjukkan kehinaan dan ketundukan, kekhusyuan serta rasa butuh kepada-Nya. Ia terus melakukan demikian hingga akhir shalatnya.
Di akhir shalat, sebelum beranjak dari tempatnya, ia duduk dengan memanjatkan pujian kepada Rabbnya, menyampaikan salam kepada Nabi-Nya dan kepada para hamba-Nya yang shalih. Kemudian bershalawat kepada Rasul-Nya, lalu memohon kepada Rabbnya kebaikan, kebajikan dan karunia-Nya.
Adakah ibadah lain yang lebih baik daripada ibadah shalat ini? Adakah ibadah yang lebih sempurna dari pada ibadah shalat ini? Adakah bentuk penghambaan yang lebih mulia daripada bentuk penghambaan ini?
Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Imam Ibnul Qayyim secara umum tentang aspek-aspek ubudiyyah (penghambaan diri) yang terdapat di dalam ibadah shalat pada kitabnya, Miftah Daris Sa’adah. Beliau menjelaskan tema ini secara lebih rinci dalam kitabnya yang lain, al-Kalam ‘ala Mas alatis Sama’.
Mengingat perlunya manusia mengetahui unsur-unsur ubudiyyah dalam shalat, ibadah yang mulia ini, maka penulis Dr. Malik Sya’ban berinisiatif untuk membuat satu bahasan dan ringkasan khusus terkait tema tersebut.
Buku yang disusun oleh beliau berjudul asli asrarus shalah yang diterjemahkan oleh Pustaka Imam Syafii dengan judul Rahasia Shalat Menurut Ibnul Qayyim. Buku ini menyingkap makna dan hikmah setiap bacaan dan gerakan shalat dari takbiratul ihram hingga salam.
Daftar Isi Buku Rahasia Shalat
- Shalat Sebagai Penyejuk Hati Para Kekasih Allah dan Hidayah Allah Kepada Orang-orang Yang Beriman
- Buah Ibadah Shalat Adalah Kedekatan Diri Kepada Allah
- Perbedaan Antara Beristirahat Dengan Mendirikan Shalat Dan Beristirahat Dari Shalat
- Shalat, Wujud Kasih Sayang Allah Kepada Para Hamba-Nya
- Shalat Bagi Hati Ibarat Hujan Yang Menyirami Bumi
- Pembagian Manusia Menurut Pendayagunaan Anggota Tubuhnya
- Rahasia Shalat Dan Perumpamaannya
- Kelalaian Manusia Di Antara Dua Waktu Shalat
- Hikmah Berwudhu
- Aspek Ubudiyyah Dalam Takbiratul Ihram
- Membaca Doa lftitah
- Keadaan Hamba Ketika Memohon Perlindungan Kepada Allah
- Keadaan Hamba Ketika Membaca Al-Qur’an
- Keadaan Hamba Ketika Membaca Surah Al-Fatihah
- Kandungan Makna Alhamdulillah
- Aspek Ubudiyyah dalam robbil alamin
- Aspek Ubudiyyah dalam ar rahmanir rahim
- Aspek Ubudiyyah dalam maaliki yaumid diin
- Ats-Tsana Wat Tamjid (Sanjungan dan Pengagungan)
- Aspek Ubudiyyah dalam iyyaka na’budu waiyyaka nasta’in
- Aspek Ubudiyyah dalam ihdinash shiratal mustaqim
- Aspek Ubudiyyah dalam pengucapan aamin
- Aspek Ubudiyyah dalam mengangkat kedua tangan
- Aspek Ubudiyyah dalam Takbiratul intiqal
- Aspek Ubudiyyah dalam Ruku
- Aspek Ubudiyyah dalam I’tidal
- Aspek Ubudiyyah dalam Sujud
- Shalat dibangun diatas lima hal pokok
- Aspek Ubudiyyah dalam duduk diantara dua sujud
- Hikmah Sujud sebanyak dua kali
- Aspek Ubudiyyah dalam duduk tasyahud
- Makna Tahiyyat
- Penyertaan Ucapan was sholawatu wat thoyyibat
- Kalimat terbaik setelah Al-Quran
- Aspek Ubudiyyah dalam ucapan Assalamu ‘Alaina Wa ‘ala ‘ibadillahis sholihin
- Makna dua kalimat syahadat
- Ulasan seputar makna Taslim
- Konsentrasi Diri Kepada Allah
- Tata cara interaksi dengan Allah dalam setiap gerakan shalat
Reviews
There are no reviews yet.